Kukatakan Padamu
Masih sulit kau memahami bibir yang bicara dan berubahnya roman muka Pandang mataku saat bicara lihat pipiku akan kau lihat ribuan jejakmu jika enggan untuk bicara diam akan katakan lebih dari maksudnya Tentu kau tahu api sulit padam jika membara Besarnya ombak tergantung dari angin yang mendera Sulit memahami manusia Mengungkap kesedihan dengan tangis Mengungkap kebahagiaan dengan tawa Tetapi keduanya meneteskan air mata Mengawali hidup dengan rasa sakit, menjalani hidup dengan rasa sakit, dan mengakhiri hidup dengan rasa sakit Mengawali cinta dengan harapan, menjalani cinta dengan kekhawatiran, dan mengakhiri cinta dengan kekecewaan Jika awal cinta indah mengapa tidak pada awal dan akhir ceritanya kesedihan didalamnya pun indah jika benar-benar mencinta Karena tiap manusia hanya mencintai dirinya Tak perlu merasa terancam Aku tidak sedang menodongkan cinta Aku hanya bercermin padamu Apa engkau takut pada kata-kata yang terganti tajamnya goresan pena Jangan mengiba seperti tanah gersang memandang langit Jangan takut tajamnya pena tak mengiris urat nadi Yang jauh dari cinta membeku seperti salju dan yang terlalu dekat dengan cinta akan menangis seperti awan Api menghangatkan tapi jangan terlalu dekat luka bakar selalu terasa menyakitkan Menurutmu cinta adalah jawaban akhir dari segalanya Penolakan bukan vonis mati bagi terdakwa, bagiku seperti kebangkitan setelah mati Awal cerita barulah dimulai Jika kau bersikeras anggapalah cupid membidikkan panah tidak tepat pada sasarannya Bila masih sulit untuk percaya,basuhlah muka, hiruplah napas dalam,dan pejamkan mata Aku belumlah harapkan cinta
0 Comments:
Post a Comment
<< Home